Seekor serangga terbang, entah itu lalat, kupu-kupu, laron, capung atau yang lainnya, sering kali terlihat terjebak berpusing di balik dinding kaca. Dia berusaha membebaskan diri untuk keluar dari ruang tertutup yang melingkunginya menuju tempat terbuka yang bebas dan terang benderang. Berkali-kali kepala dan tubuhnya dibawa terbang melampaui hamparan kaca yang jernih. Berkali-kali itu pula ia terbentur sekat yang meskipun tiada terlihat tetapi kokoh dan tak bergeming sedikitpun. Kadang ia berhenti sejenak seperti sedang menghimpun tenaga baru untuk kemudian terus mencoba dan mencoba lagi.
Kalau Tuhan berkehendak menolongnya ia akan menemukan jalan bagaimana meloloskan diri atau melalui tangan manusia yang membantunya melampaui dinding kaca itu. Kalau tidak ia akan berkisar turun naik di sekitar tempat itu sampai maut menjemputnya. Ketika badannya tak lagi bergerak Tuhan pun berkenan menggerakkan kawanan semut, serangga jenis yang lain, untuk membawanya pergi dari situ atau dikerubuti hingga tinggal sayap dan bagian tubuh yang lain yang tidak disantap semut.
Yang mungkin bisa kita amati dari kejadian itu adalah sebagai berikut:
1. Dalam kehidupan ini kita sering terjebak situasi seperti dialami serangga tadi, berputar pada suatu persoalan yang bahkan kita tidak dapat mengidentifikasinya dengan jelas namun kita sadari keberadaannya. Serangga tadi tidak memiliki pengetahuan benda apa yang menghijabnya dari dunia yang ditujunya. Kitapun sering kekurangan pengetahuan atau mungkin tidak tahu sama sekali persoalan yang sedang dihadapi maka kita tidak akan pernah memecahkannya dengan tuntas. Tahu-tahu waktu sudah habis, umur sudah tuntas, tak ada lagi yang tersisa...
2. Untuk memecahkan masalah dengan efektif kita memerlukan pengetahuan tentang hakikat masalahnya. Informasi tentang hakikat atau substansi suatu masalah bisa diperoleh dari berbagai sumber bahkan pada pokok masalah itu sendiri. Namun ada saatnya semua sumber yang kita kenal tidak menyediakan informasi yang kita inginkan. Saat itulah kita memerlukan sumber segala sumber informasi dan pengetahuan yaitu TUHAN. Kita memerlukanNYA untuk keluar dari pusingan atau kemelut persoalan yang tiada kunjung selesai.
3. Tuhan adalah tempat semua menuju, meminta pengetahuan dan petunjuk, memohon bimbingan dan pertolongan. Ada masalah yang justru dikehendaki Tuhan untuk dihadapi seseorang untuk pembuktian kebenaran imannya. Saat itu masalah bernilai ujian. Ajaibnya Tuhan pula berkenan memberikan jawaban atas persoalan bagaimanapun rumitnya apabila seseorang memintanya.
4. Saat itulah seseorang mulai menyadari bahwa ia memerlukan Tuhan dalam menghadapi setiap ujian. Semakin besar, semakin sulit maka semakin ia memerlukan kehadiran KuasaNYA dalam proses pemecahan masalah dan mengatasi ujian-ujian tersebut. Tak ada alasan untuk bersikukuh bertahan pada kekuatan ego diri yang lemah dan sering buta atau tak mampu melihat banyak hal. Dalam hal ini pemecahan masalah yang efektif ternyata memerlukan kerendahan hati dan meminimalkan ego diri. Keyakinan diri yang berlebihan dan menihilkan pertolongan Tuhan akan mendorong munculnya kesombongan. Sebaliknya kepasrahan tanpa ikhtiar juga mencerminkan kemalasan dan sikap pasif individu. Kesungguhan dalam berusaha dan penyerahan diri secara sadar dan konstruktif adalah sikap yang ideal.
5. Hikmah lain adalah bahwa masalah seseorang bisa jadi berkah bagi orang yang lain. Ini adalah kenyataan, mau tidak mau, suka atau tidak suka, sering kita lihat justru dari situasi problematis yang dihadapi seseorang ada orang lain yang mendapat berkah darinya.
Kematian serangga terbang adalah berkah bagi kawanan semut yang perlu makan. Tiada mungkin bagi semut menjangkau serangga yang punya sayap maka dengan caranya sendiri Tuhan berkenan mengirimkan makanan kepada makhluk-makhlukNYA yang melata di muka bumi. Semua it adalah bukti kemurahan Tuhan.
Have a positive day!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar