Alkisah seorang juragan garam terkaya di Madura ingin melihat ibukota Jakarta dimana Presiden “yang seorang Kyai” tinggal. Ia memutuskan untuk pergi ke Jakarta dengan menggunakan pesawat.
Setelah ticket berada ditangan dia langsung menuju ke pesawat dan langsung duduk di business class. Tidak lama berselang, seorang business man naik pesawat dan mendapati kursinya telah diduduki oleh penumpang lain, maka terjadilah peristiwa seperti berikut:
Business man : Ma’af pak ini tempat duduk saya.
Madura : Sampeyan siapa (tanya Madura kepada business man)
Business man : Saya penumpang.
Madura : Lho sesama penumpang kok ser-ngoser.
itu kan masih banyak kursi yang lain.
sampeyan dodok saja disana.
Karena tidak ingin terjadi keributan maka si businessman menemui pramugari dan mengadukan hal tersebut.
Dan setelah mengecek ticket milik business man, si pramugari menghampiri si Madura.
Pramugari : Ma’af pak, bapak tidak boleh duduk di sini.tempat bapak di bagian lain.
Madura : Sampeyan siapa (tanya Madura kepada pramugari)
Pramugari : Saya Pramugari.
Madura : Apa itu pramugari saya ndak tahu, apa kerjaan sampeyan…?!
Pramugari : Saya bertugas melayani bapak.
Madura : Lho sampeyan tugasnya melayani saya kok ser-ngoser.saya ndak mau (hardik si Madura
Karena kehabisan akal si pramugari menjumpai Kapten dan mohon bantuan atas perihal tersebut.
Kapten pun mendatangi si Madura..
Kapten : Ma’af pak, tempat duduk ini milik bapak yang itu,
jadi bapak harus duduk di tempat yang lain.
Madura : Sampeyan siapa (tanya si madura dengan kesal)
Kapten : Saya pilot.
Madura : Apa itu pilot, apa kerjaan sampeyan.
Kapten : Saya yang nyopir pesawat ini.
Madura : Saya naik bis ndak pernah di ser-oser sama sopir.pokoknya saya mau duduk disini.
Akhirnya semua kehabisan akal dengan ulah si madura. tapi untunglah penumpang terakhir yang baru naik adalah mbok Bariyah.
Langsung saja Pramugari menceritakan hal tersebut dan minta pertolongan kepada mbok Bariyah.
Pramugari : ehh, mbok Bariyah, selamat siang. mbok tolong saya ya, ada penumpang yang bikin repot nih.
mbok Bariyah : Penumpang yang mana.
Pramugari : Itu, bapak yang dari madura itu, harusnya duduk di kelas ekonomi tapi dia
terlanjur duduk di tempatnya bapak ini.
mbok Bariyah : ooh, gampang itu, serahkan saja ambek saya, pokoknya ditanggung beres.
Serta-merta mbok Bariyah menghampiri Bapak Madura.
mbok Bariyah : He..He.. pak sampiyan mau kemana.
Madura : Oh, saya mau ke Jakarta.
mbok Bariyah : Lho…sampiyan salah pak, tempat duduk ini untuk tujuan Medan, kalau keJakarta tempatnya disana, disebelah belakang. itu tempat sampeyan masih kosong.
Madura : Oh…iya.., ini untuk yang mau ke Medan ya….
terema…..terema…. ya bik…..
Kesimpulannya : Ternyata peraturan tidak selamanya bisa diterapkan secara letterlek.
Penerapannya harus menggunakan taktik dan strategi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar