AIR DALAM TONG SUSU
Suatu desa akan mengadakan pesta besar-besaran. Untuk itu setiap penduduk diminta untuk menyumbangkan sebotol susu. Telah disediakan sebuah tong besar di tengah lapangan desa tempat setiap penduduk memasukkan minuman susu mereka. Kemudian setiap hari penduduk desa itu berduyun-duyun menyetorkan milik mereka ke dalam tong itu.
Pada hari yang telah ditentukan, semua penduduk berkumpul di lapangan desa dengan pakaian yang indah. Suasana sangat ramai dan meriah. Kemudian, kepala desa naik ke atas mimbar dan membuka kran tong tempat menyimpan susu itu. Betapa terkejutnya mereka ketika yang keluar dari tong itu adalah air biasa, bukan susu sebagaimana yang mereka harapkan.
Mengapa hal itu bisa terjadi?
Ternyata, salah seorang penduduk berpikir seperti ini: "Seandainya saya tidak memasukkan sebotol susu tetapi hanya sebotol air biasa ke dalam tong raksasa ini, maka tentu tidak seorang pun yang akan merasakannya. Apalah artinya sebotol air dibanding satu tong penuh susu!"
Sayangnya ia tidak menyadari bahwa semua orang di desa itu mempunyai pikiran yang sama: yaitu menyumbangkan sebotol air. Maka, tong tempat susu itu pun penuh berisi air biasa. Catatan : Bila kita berharap orang lain melakukan apa yang semestinya kita lakukan, jangan heran bila orang lain mungkin juga berpikiran sama. Maka, semua orang pun takkan mendapatkan apa-apa. Dan tak perlu saling menyalahkan orang lain. Sebuah kemajuan tidak ditentukan oleh prasangka, melainkan tindakan nyata. (Inspired by Antony de Mello)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar