Kisah Anak Anjing Yang Cacat
Oleh: Arry Rahmawan*
Seorang anak lelaki memasuki Pet Shop bertuliskan "Dijual Anak Anjing".
Ia bertanya :
"Berapa harga seekor anak anjing?"
Pemilik toko menjawab, "Sekitar 30 sampai 50 Dollar."
Anak itu berkata,
"Aku hanya mempunyai 23,5 Dollar. Bisakah aku melihat-lihat anak anjing itu?"
Pemilik toko tersenyum. Ia lalu bersiul. Tak lama kemudian muncullah lima ekor anak anjing sambil berlarian.
Tapi ada seekor yang tampak tertinggal di belakang.
Anak itu bertanya,
"Kenapa anak anjing itu?"
Pemilik toko menjelaskan bahwa anak anjing itu menderita cacat karena kelainan di pinggul saat lahir.
Anak lelaki itu tampak gembira dan berkata, "Aku beli anak anjing itu."
Pemilik toko menjawab, "Jangan, jangan beli anak anjing cacat itu, Nak. Jika kau ingin memilikinya, aku akan
berikan saja untukmu."
Anak itu kecewa.
Ia menatap pemilik toko itu dan berkata, "Aku tak mau diberikan cuma-cuma. Meski cacat, harganya sama
seperti anak anjing lainnya. Aku akan bayar penuh. Saat ini uangku 23,5 Dollar. Setiap hari aku akan
mengangsur 0,5 Dollar sampai lunas."
Tetapi lelaki itu menolak, "Nak, jangan beli anak anjing ini. Dia tidak bisa lari cepat, tidak bisa melompat
& bermain seperti anak anjing lainnya."
Anak itu terdiam. Lalu ia menarik ujung celana panjangnya. Dan tampaklah kaki yang cacat.
Ia menatap pemilik toko itu dan berkata, "Tuan, aku pun tidak bisa berlari cepat. Akupun tidak bisa
melompat-lompat dan bermain-main seperti anak lelaki lain. Oleh karena itu aku tahu, bahwa anak anjing itu membutuhkan seseorang yg bisa mengerti penderitaannya."
Pemilik toko itu terharu dan berkata,
"Aku akan berdoa setiap hari agar anak-anak anjing ini mempunyai majikan sebaik engkau."
Nilai kemuliaan hidup bukanlah terletak pada status ataupun kelebihan yang kita miliki, melainkan pada apa yang
kita lakukan berdasarkan pada Hati Nurani.
Yang mengerti dan menerima kekurangan.
"Keindahan fisik bukanlah jaminan keindahan batinnya"
Pesan Moral
Keluhuran budi jauh lebih indah dan bernilai ketimbang kesempurnaan fisik tetapi tidak diimbangi dengan kebaikan Hati. Bisa dibayangkan betapa sesungguhnya kita tidak bisa menilai orang yang terbatas fisiknya juga memiliki kebesaran budi pekerti dan mental dan juga terbatas. Bahkan apabila dilihat justru seorang yang memiliki keterbatasan fisik adalah mereka yang lebih mampu mengelola emosinya dan bersyukur masih dapat diberikan kesempatan hidup.
Kadang ini terbalik dengan orang-orang dengan fisik sempurna. Banyak di antara mereka justru merasa serba kurang, kurang, dan kurang. Cobalah tanyakan pada orang buta, pasti mereka mau membayar berapapun untuk bisa diberikan kembali kesempatan melihat. Maka dari cerita di atas, seharusnya dengan indahnya fisik kita, seharusnya juga bisa memicu indahnya batin dan jiwa kita.
Salam inspirasi!
*) Arry Rahmawan adalah founder komunitas MotivasiKita. Seorang trainer muda di bidang Law of Attraction dengan julukan MindMastery Architect. Untuk melakukan kontak dapat follow account Twitternya di @arry165 atau mengirimkan email ke alamat arry.rahmawan@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar