Kisah Bapak, Anak, dan Seekor Keledai

Ada sebuah keluarga sederhana di sebuah desa kecil yang memiliki seorang anak lelaki yang sudah mulai besar dan hendak pergi ke kota guna menuntut ilmu. Orang tuanya menyetujui namun untuk bekal ke kota mereka harus menjual keledai satu-satunya yang mereka miliki.

Keesokan hari, bapak dan anak lelaki itu pergi ke pasar untuk menjual keledai mereka. Sepanjang perjalanan mereka menuntun keledai melewati beberapa desa lain. Tak seberapa jauh kemudian ada seseorang yang menegur, "Hei, kalian ini dungu sekali. Mengapa tak menunggangi keledai kalian itu!" Lalu sang bapak memerintahkan anak lelakinya naik ke atas keledai. Bagaimana pun anak lelakinya masih harus menempuh perjalanan lebih jauh ke kota.

Ketika sampai di desa lain, seorang perempuan tua menegur, "Dunia memang
sudah terbalik! Anak lelaki itu memang tak tahu diri membiarkan bapaknya
berjalan sedangkan ia yang masih muda enak-enakan duduk di atas keledai."
Mendengar itu, si anak lelaki turun dan menyilakan bapaknya menunggangi
keledai.

Tapi sesampainya di desa berikut, ada orang lain yang memberi komentar, "Aih
aih, jahat sekali bapak ini! Membiarkan anaknya yang masih kecil berjalan
kaki sedang ia yang kuat malah menunggangi keledai." Terkejut mendengar
teguran ini, sang bapak lalu memerintahkan anak lelakinya naik ke atas
keledai. Kemudian mereka berdua bersama-sama menunggangi keledai.

Belum lama mereka berjalan, di desa lain banyak orang menegur, "Hei, kalian
ini benar-benar kejam. Malang sekali keledai itu harus menanggung beban dua
orang." Ayah dan anak lelaki itu menjadi bingung dan kehabisan akal, lalu
mereka memutuskan untuk memanggul keledai itu.

Melihat kejadian ini, orang-orang di jalan lalu bersorak-sorai mengolok-olok
mereka, "Lihatlah orang-orang berotak keledai memanggul keledai," tawa
mereka terpingkal-pingkal.

Catatan : Kita tak mungkin menyenangkan semua orang. Bahkan seandainya hal itu benar sekalipun, pasti ada orang yang tidak menyukainya. Pertahankan idealisme Anda, jangan sampai hancur karena paradigma orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

-- Berikan Kesan dan Pesan Anda --

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...